Anak-anak dengan kecenderungan
alamiahnya yang selalu suka bergerak dan selalu ingin tahu akan segala hal yang
ada disekitarnya, tak bisa dilepaskan dari aktivitas bermain.
Bermain bagi anak-anak bukan hanya sebuah kesenangan belaka
tapi juga merupakan kebutuhan penting bagi mereka. Lewat bermain anak-anak
secara tak sadar bisa mengasah bakat mereka yang terpendam serta menambah
pengetahuan mereka tentang lingkungan sekitarnya.
Jika pada masa kanak-kanak anak kurang
atau tak memiliki kesempatan untuk bermain,maka kepribadiannya bisa jadi akan
terhambat.
Permainan yang mendidik (edukatif)
untuk anak-anak tak perlu mahal, tak harus selalu dikaitkan dengan
barang-barang elektronik seperti: komputer, video game, atau mainan yang
menggunakan remote control, orang tua dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada
disekitarnya untuk menciptakan permainan edukatif ini.
1. Permainan mengasah otak.
Permainan ini memerlukan ketrampilan
berfikir, mengasah daya ingat serta imajinasinya.
Contoh: catur, ular tangga, halma, menyusun balok, lego,
puzzle, dan plastisin.
2. Permainan membentuk fisik.
Permainan ini memerlukan gerak fisik yang
banyak dan dapat juga berfungsi sebagai olah raga bagi anak, tapi harus
memperhatikan beberapa aspek diantaranya: lokasi tidak berbahaya, cukup luas
untuk anak berlarian, alat yang digunakan tidak membahayakan atau tidak terlalu
berat, seperti pada anak yang masih kecil, sepak bola bisa diganti dengan bola
plastik.
Contoh: sepak bola, kasti, loncat tali, gobak sodor.
3. Permainan melatih sosialisasi.
Permainan ini adalah permainan yang
memerlukan team work atau kerja kelompok. Dari sanalah anak dapat
melatih jiwa sosial mereka, bagaimana cara bekerja dalam kelompok, hidup rukun
dengan teman, saling menolong, memaafkan.
Contoh: sepak bola, main kelereng, main pasar-pasaran (jual
beli).
4. Permainan membentuk kepribadian.
Permainan ini disesuaikan dengan jenis
kelamin anak. Permainan ini untuk melatih anak perempuan agar terbentuk naluri
keibuannya dan anak laki-laki agar terbentuk naluri kebapakannya, disamping itu
juga menumbuhkan jiwa solidaritas mereka kepada lawan jenisnya. Tapi tak
menutup kemungkinan mereka bermain permainan lawan jenisnya, agar laki-laki
dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan perempuan tak terlalu cengeng dan
dapat hidup mandiri kelak.
Contoh: dalam permainan perang-perangan, anak laki-laki
menjadi tentara dan anak perempuan menjadi perawat atau juru masak.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, M. Mufti, Plus BCM Rahasia
Cerdas Belajar Sambil Bermain, Surabaya:
PT. Java Pustaka Media Utama, 2008
Surviani, Istanti, dkk, 20 Point
Penting dalam Menghias Jiwa & Perilaku Anak, Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004
0 komentar:
Posting Komentar